/*

Jumat, 10 Februari 2017

JURNAL MIPA 2016_1 ISSN: 20880294


JURNAL MIPA 2016_1 ISSN: 20880294

PENERAPAN METODE DRILL DENGAN TEKNIK EVALUASI OLIMPIADE
MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA KELAS VII SMPN I BOLO



Adi Apriadi Adiansha
STKIP Taman Siswa Bima

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMPN I Bolo dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade matematika pada materi bilangan bulat siswa kelas VII A SMPN I Bolo. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) Data tentang aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru, (2) Data hasil belajar matematika dikumpulkan dengan memberikan tes pada setiap akhir siklus. Ketuntasan belajar ≥ 85%, aktivitas siswa dan guru minimal berkategori aktif merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi. Hasil penelitian didapat adalah sebagai berikut: Siklus I; porsentase ketuntasan belajarnya sebesar 66,67% dan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,28 yang tergolong pada kategori kurang aktif. Lalu terjadi peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 4 dan berkategori aktif. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I mencapai 2,5 yang tergolong pada kategori cukup bagus. Dan terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori bagus. Porsentase ketuntasan belajarnya sebesar 95,83%. Hasil tersebut menunjukkan sudah tercapainya indikator penelitian yang ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat kelas VII A SMPN I Bolo tahun pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci: drill, aktivitas, hasil.

A.      Pendahuluan
          Salah satu arah kebijakan program pembangunan pendidikan nasional dalam bidang pendidikan adalah pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sedini mungkin, secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai usaha proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen Bangsa agar generasi muda yang berkembang secara optimal. Misi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu, guna memperteguh akhlah muliah, kreatif, inovatif, cerdas, sehat, disiplin serta menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Wiworo, 2004:1).
          Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikan. Berbagai strategi, peningkatan mutu diarahkan untuk meningkatkan mutu siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan terutama dalam pembelajaran matematika, karna matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi moderen untuk dipelajari oleh siswa, dan mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Menurut Winataputra (2005:1.17) mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika membekali siswa untuk mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, serta kemampuan berkerja sama.
          Menurut Sudjono (2003:346) bahwa tujuan dalam pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep algoritma secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah melalui kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah; (5) memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
          Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat untuk kegiatan proses belajar mengajar salah satunya dalam pembelajaran matematika melaui proses belajar mengajar yang baik. Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung secara edukatif. Dalam pembelajaran tersebut guru diharapkan untuk lebih kreatif dan profesional dalam memilih metode dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
          Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kelas VII A SMPN I Bolo, diperoleh hasil bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa sangat rendah sekali dan dikategorikan masih rendah. Hal ini dilihat dari hasil tes ujian semester tahun pelajaran 2012/2013 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah nilai 65, dari 25 orang siswa. Yang mencapai kriteriar ketuntasan minimum itu hanya 19 siswa dan sisanya 6 orang yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum. Apabila diprosentasikan yang mencapai kriteria ketuntasan minimum tersebut adalah 76%, dan yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum itu adalah 24%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa masih kurang dalam proses pembelajaran.
          Kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa dikarenakan pada saat proses belajar berlangsung, peneliti mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru matematika mulai dari awal sampai dengan selesai pembelajaran. Dimana peneliti mengamati pembelajaran tersebut, guru sangat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa hanya mendengarkan materi apa yang disampaikan guru, hal ini membuat siswa terasa bosan. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa belajar matematika dikarenakan selama proses belajar berlangsung guru hanya menggunakan metode yang berpusat pada guru saja yang aktif yaitu metode ceramah dan tanya jawab saja sehigga siswa pasif dan tidak bergairah/bersemangat dalam menerima pembelajaran tersebut. Maka untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah metode sebagai alat untuk pelaksanaan dalam kegiatan belajar mengajar secara efektif yaitu metode drill.
          Menurut pendapatnya Roestiyah bahwa metode drill merupakan Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Sedangkan metode drill yang dikemukakan oleh Zuhairini adalah Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
          Penerapan metode drill ini dilakukan dengan cara mengajar kelompok agar anak didik berkerja sama dan memecahkan masalah di dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru. Dalam penerapan metode drill ini teknik yang dilakukan sangatlah menarik, dimana disetiap kelompoknya akan dipilih ketua kelompok untuk membantu guru di dalam mengarahkan anggotanya untuk disiplin dan bertanggung jawab dalam kelompoknya di dalam kegiatan pembelajaran. Setiap anggota kelompok masing-masing akan mendapatkan bentuk soal dari guru dan dikerjakan di papan tulis secara bersamaan dengan bentuk soal latihan yang berbeda sehingga ketiga anggota kelompok yang berbeda akan bersaing, berkompetisi/bertanding didalam mengerjakan soal yang diberikan. Kemudian jawaban yang dikerjakan siswa akan diberikan skor atau nilai oleh guru dalam bentuk penilaian kelompok. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VII A SMPN I Bolo tahun pelajaran 2013/2014.
          Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik mengangkat judul penelitian yaitu Penerapan metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade matematika untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat kelas VII A SMPN I Bolo tahun pelajaran 2013/2014”.

B.       Metode
          Peneleitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Secara garis besar pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan dua siklus yang setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini berlangsung di kelas VII A SMPN I Bolo Tahun Pelajaran 2103/2014. Pelaksanaan tindakan dimulai pada semestar I yaitu pada tanggal 14 Agustus 2013 sampai dengan 13 September 2013. Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 24 orang siswa, dimana untuk yang laki-lakinya 5 orang dan yang perempuannya 19 orang siswa.
          Jenis penelitian ini dilakukan dengan dua siklus dengan rancangan penelitian tindakan melalui empat tahapan diantaranya perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Posedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data hasil tes evaluasi belajar siswa setiap akhir siklus dan data hasil observasi aktivitas siswa dan guru. Hasil tes evaluasi belajar siswa menggunakan soal-soal olimpiade matematika baik soal olimpiade tingkat sekolah, tingkat kabupaten/kota maupun tingkat nasional baik soal dalam bentuk pilihan ganda maupun dalam soal dalam bentuk esay.
Teknik analisa data dalam penelitian ini untuk mengukut pengamatan terhadap aktivitas siiswa dan pengamatan terhadap aktivitas guru serta data hasil tes evaluasi belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut:
1.        Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa
          Setiap indikator siswa pada penelitian ini secara penskorannya berdasarkan aturan berikut:
Skor 5  : diberikan jika semua deskriptor nampak
Skor 4  : diberikan jika 3 deskriptor nampak
Skor 3  : diberikan jika 2 deskriptor nampak
Skor 2  : diberikan jika 1 deskriptor nampak
Skor 1  : diberikan jika tidak ada deskriptor nampak
          Untuk menilai kategori aktivitas siswa, ditentukan terlebih dahulu Mean ideal dan Standar Devisiasi Ideal (SDI). Cara menentukan MI dan SDI adalah sebagai berikut
a.          
 
b.        Menentukan aktivitas siswa
          Berdasarkan skor standar, maka kriteria untuk menentukan aktivitas belajar siswa dijabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa
Interval
Kategori
MI + 1,5 SDI ≤ As
Sangat aktif
MI + 0,5 SDI ≤ As < MI + 1,5 SDI
Aktif
MI – 0,5 SDI ≤ As < MI + 0,5 SDI
Cukup Aktif
MI – 1,5 SDI ≤ As < MI – 0,5 SDI
Kurang Aktif
As < MI – 1,5 SDI
Sangat Kurang Aktif
          Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah dengan rumus:
 
Keterangan:
           : Aktivitas belajar Siswa
          : Jumlah skor masing-masing indikator
              : Banyak indikator          
2.        Analisis Pengamatan Aktivitas Guru
          Pengamatan aktivitas guru dilakukan secara langsung dalam proses pembelajaran. Adapun indikator untuk setiap aktivitas guru yang dianalisa dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Skor 4  : diberikan jika semua deskriptor nampak
Skor 3  : diberikan jika 2 deskriptor nampak
Skor 2  : diberikan jika 1 deskriptor nampak
Skor 1  : diberikan jika tidak ada deskriptor nampak
          Untuk menilai kategori aktivitas guru, ditentukan terlebih dahulu Mean ideal dan Standar Devisiasi Ideal (SDI). Cara menentukan MI dan SDI adalah sebagai berikut:
a.          
 
b.        Menentukan aktivitas guru
Berdasarkan skor standar, maka kriteriar untuk menentukan aktivitas guru dijabarkan pada tabel berikut ini:
Tabel Pedoman Penilaian Aktivitas Guru.
Interval
Kategori
MI + 1,5 SDI ≤ Ag
Bagus Sekali
MI + 0,5 SDI ≤ Ag < MI + 1,5 SDI
Bagus
MI – 0,5 SDI ≤ Ag < MI + 0,5 SDI
Cukup Bagus
MI – 1,5 SDI ≤ Ag < MI – 0,5 SDI
Kurang Bagus
Ag < MI – 1,5 SDI
Sangat Kurang Bagus

          Berdasarkan skor yang diperoleh, maka dapat dianalisi dengan rumus sebagai berikut:
 
Keterangannya:
     : Aktivitas guru
     : Jumlah skor masing-masing indicator
        : Banyak indikator
3.        Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa
          Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa maka digunakan rumus sebagai berikut:
 
Dimana:
= Rata-rata (Mean)
= Jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa
= Banyaknya siswa
          Hasil belajar dikatakan meningkat apabila terdapat peningkatan rata-rata skor sebelumnya. Indikator keberhasilan tindakan kelas adalah tercapainya ketuntasan belajar dengan rumus:
 
Keterangan:
= Ketuntasan Klasikal
= Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70.
= Jumlah siswa yang mengikuti tes
          Indikator pencapaian keberhasilan di dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:
  1. Aktivitas belajar siswa dikatakan mencapai indikator keberhasilan jika memenuhi kriterial kategori aktif dan sangat aktif.
  2. Aktivitas guru dikatakan mencapai indikator keberhasilan jika memenuhi kriterial kategori bagus dan sangat bagus
  3. Hasil belajar siswa yang dikatakan berhasil dalam penelitian ini yaitu dengan mencapai nilai ≥ 85%.

C.      Hasil Penelitian dan Pembahasan
Siklus I
          Pelaksanaan pada siklus I ini dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya diantaranya tahap perencanaan, pelaksanaan, hasil evaluasi siklus I, hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dan hasil aktivitas guru. Siklus I dilakukan dengan 3 kali pertemuan diantaranya 2 siklus dilakukan kegiatan belajar mengajar dan 1 siklus dilakukan tes evaluasi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
Data Hasil Belajar Siswa
Jumlah skor yang diperoleh siswa (∑x)    = 1500
Banyaknya siswa (n)                                = 24
Maka nilai rata-ratanya (M) adalah
Sehingga dalam indikator keberhasilan tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Diketahui,
(Z) Jumlah siswa yang memperoleh nilai dari ≥ 70 adalah 16
(X) Jumlah Siswa yang mengikuti tes adalah 24
Sehingga dapat dilihat,
a.         Jumlah siswa yang tuntas adalah 16 orang
b.        Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 8 orang
c.         Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 24
d.        Ketuntasannya adalah 66,67%.
          Berdasarkan indikator ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 85%, maka pada hasil evaluasi siklus I belum mencapai standar ketuntasan hasil belajar siswa yang baik, hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang masih mendapat nilai 60 ke bawah. Sehingga sebelum melanjutkan pembelajaran ke siklus selanjutnya dilakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terlebih dahulu dengan melakukan diskusi dan bimbingan siswa secara khusus dan individual.
Hasil Pengamatan
Proses pengamatan didalam penelitian ini dilakukan oleh pengamat dimana pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi yang mengajar matematika, dari hasil pengamatan tersebut terdapat hasil antara lain:
1.        Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Tabel Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Siklus I
No
Aktivitas yang dinilai
Skor
1
Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
3
2
Interaksi siswa dengan guru
2
3
Kerjasama antar kelompok
3
4
Interaksi siswa dengan siswa
3
5
Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok
2
6
Aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran
1
7
Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar
2
Jumlah skor
16
Banyak indikator
7
Rata-rata keseluruhan
2,28
Kategori
Kurang aktif
1,5 ≤ 2,28 < 2,5

                   Hasil yang didapat dalam MI dan SDI, pada siklus I adalah MI = 3 dan SDI = 1, maka hasil yang dihitung oleh peneliti tentang hasil aktivitas belajar siswa dapat lihat pada table di bawah ini:

Tabel Konversi Penilaian Aktivitas Siswa.
Interval
Nilai
Kategori
MI + 1,5 SDI ≤ As
4,5 As
Aktif Sekali
MI + 0,5 SDI ≤ As < MI + 1,5 SDI
3,5 As < 4,5
Aktif
MI – 0,5 SDI ≤ As < MI + 0,5 SDI
2,5 As < 3,5
Cukup Aktif
MI – 1,5 SDI ≤ As < MI – 0,5 SDI
1,5 As < 2,5
Kurang Aktif
As < MI – 1,5 SDI
As < 1,5
Sangat Kurang Aktif
        
          Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
Yang diketahui untuk mencari nilai dari aktivitas belajar siswa adalah:
Jumlah Skor                       = 16
Banyak Indikator               = 7
Maka, untuk menentukan nilai dari aktivitas guru adalah:
 
          Berdasarkan hasil dari nilai aktivitas siswa di atas, maka dapat di simpulkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa dapat dikategorikan cukup aktif dengan nilai rata-ratanya adalah 2,28 sehingga belum mencapai indikator keberhasilan seperti apa yang diharapkan pada indikator keberhasilan.
2.        Pengamatan terhadap Aktivitas Guru Siklus I
Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No
Aktivitas yang dinilai
Skor
1
Mempersiapkan siswa
3
2
Memberian appersepsi kepada siswa
3
3
Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar
2
4
Menyampaikan materi pada siswa
3
5
Penggunaan penerapan metode drill dengan teknik olimpiade matematika
4
6
Pengaturan waktu dalam kegiatan berlangsung
1
7
Pendampingan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung
3
8
Membimbing siswa dalam belajar
3
9
Kemampuan menciptakan suasana kelas yang kondusif
2
10
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
1
Jumlah skor
25
Banyak indikator
10
Rata-rata Keseluruhan
2,5
Kategori
Cukup Bagus
2,085 ≤ 2,5 < 2,915
                             

          Hasil yang didapat dalam MI dan SDI, pada siklus I adalah MI = 2,5 dan SDI = 0,83, maka hasil yang dihitung oleh peneliti tentang hasil aktivitas guru dapat lihat pada table di bawah ini:         
Tabel Konversi Penilaian Aktivitas Guru
Interval
Nilai
Kategori
MI + 1,5 SDI ≤ Ag
3,7 Ag
Bagus Sekali
MI + 0,5 SDI ≤ Ag < MI + 1,5 SDI
2,9 Ag < 3,7
Bagus
MI – 0,5 SDI ≤ Ag < MI + 0,5 SDI
2,1 Ag < 2,9
Cukup Bagus
MI – 1,5 SDI ≤ Ag < MI – 0,5 SDI
1,3 Ag < 2,1
Kurang Bagus
Ag < MI – 1,5 SDI
Ag < 1,3
Sangat Kurang Bagus
        
          Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus aktivitas guru adalah sebagai berikut:
Yang diketahui untuk mencari nilai dari aktivitas guru adalah:
Jumlah Skor                       = 25
Banyak Indikator               = 10
Maka, untuk menentukan niali dari aktivitas guru adalah:
 
          Berdasarkan hasil dari nilai aktivitas guru di atas, maka dapat di simpulkan bahwa nilai aktivitas guru dapat dikategorikan cukup bagus dengan nilai rata-ratanya yang di dapat pada siklus I adalah 2,5 sehingga belum mencapai indikator keberhasilan seperti apa yang diharapkan pada indikator keberhasilan.
Refleksi
          Berdasarkan hasil evaluasinya menunjukkan belum mencapai hasil yang memuaskan, dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar matematika siswa hanya mencapai 66,67% dari standar ketuntasan >85%, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap kendala-kendala yang terjadi pada siklus I dan akan dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II
          Pelaksanaan pada siklus II ini dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya diantaranya tahap perencanaan, pelaksanaan, hasil evaluasi siklus II, hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dan hasil aktivitas guru. Siklus II dilakukan dengan 3 kali pertemuan diantaranya 2 siklus dilakukan kegiatan belajar mengajar dan 1 siklus dilakukan tes evaluasi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
Data Hasil Belajar Siswa
Jumlah skor yang diperoleh siswa (∑x)                    = 1820
Banyaknya siswa (n)                                                = 24
Maka nilai rata-ratanya (M) adalah
Sehingga dalam indikator keberhasilan tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Diketahui,
(Z) Jumlah siswa yang memperoleh nilai dari ≥ 70 adalah 23
(X) Jumlah Siswa yang mengikuti tes adalah 24
Sehingga dapat dilihat,
a.         Jumlah siswa yang tuntas adalah 23 orang
b.        Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 1 orang
c.         Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 24
d.        Ketuntasannya adalah 95,83%.
          Berdasarkan indikator ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 85%, yaitu 95,83%, maka pada hasil evaluasi siklus II sudah mencapai standar ketuntasan hasil belajar siswa yang baik. Sehingga dalam penelitian tindakan kelas ini tidak perlu melanjutkan lagi pada siklus berikutnya, karna pada siklus II di ini berhasil mencapai nilai ketuntasan yang baik.
Hasil Pengamatan
          Proses pengamatan didalam penelitian ini dilakukan oleh pengamat dimana pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi yang mengajar matematika, dari hasil pengamatan tersebut terdapat hasil antara lain:
1.        Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Tabel Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Siklus II
No
Aktivitas yang dinilai
Skor
1
Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
4
2
Interaksi siswa dengan guru
4
3
Kerjasama antar kelompok
4
4
Interaksi siswa dengan siswa
4
5
Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok
4
6
Aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran
4
7
Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar
4
Jumlah skor
28
Banyak indikator
7
Rata-rata keseluruhan
4
Kategori
Aktif
3,5 4 < 4,5

          Hasil yang didapat dalam MI dan SDI, pada siklus I adalah MI = 3 dan SDI = 1, maka hasil yang dihitung oleh peneliti tentang hasil aktivitas belajar siswa dapat lihat pada table di bawah ini:
Tabel Konversi Penilaian Aktivitas Siswa.
Interval
Nilai
Kategori
MI + 1,5 SDI ≤ As
4,5 As
Aktif Sekali
MI + 0,5 SDI ≤ As < MI + 1,5 SDI
3,5 As < 4,5
Aktif
MI – 0,5 SDI ≤ As < MI + 0,5 SDI
2,5 As < 3,5
Cukup Aktif
MI – 1,5 SDI ≤ As < MI – 0,5 SDI
1,5 As < 2,5
Kurang Aktif
As < MI – 1,5 SDI
As < 1,5
Sangat Kurang Aktif
        
          Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat dengan menggunakan rumus aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
Yang diketahui untuk mencari nilai dari aktivitas belajar siswa adalah:
Jumlah Skor                       = 28
Banyak Indikator               = 7
Maka, untuk menentukan niali dari aktivitas siswa adalah:
 
          Berdasarkan hasil dari nilai aktivitas siswa di atas, maka dapat di simpulkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa dapat dikategorikan aktif dengan nilai rata-ratanya adalah 4 sehingga sudah mencapai indikator keberhasilan seperti apa yang diharapkan pada indikator keberhasilan.
2.        Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus II
Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
No
Aktivitas yang dinilai
Skor
1
Mempersiapkan siswa
4
2
Memberian appersepsi kepada siswa
3
3
Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar
3
4
Menyampaikan materi pada siswa
4
5
Penggunaan Metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade matematika
4
6
Pengaturan waktu dalam kegiatan berlangsung
4
7
Pendampingan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung
3
8
Membimbing siswa dalam belajar
4
9
Kemampuan menciptakan suasana kelas yang kondusif
3
10
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
3
Jumlah skor
35
Banyak indikator
10
Rata-rata Keseluruhan
3,5
Kategori
Bagus
2,915 ≤ 3,5 < 3,745

          Hasil yang didapat dalam MI dan SDI, pada siklus I adalah MI = 2,5 dan SDI = 0,83, maka hasil yang dihitung oleh peneliti tentang hasil aktivitas guru dapat lihat pada table di bawah ini:


Tabel Konversi Penilaian Aktivitas Guru.
Interval
Nilai
Kategori
MI + 1,5 SDI ≤ Ag
3,7 Ag
Bagus Sekali
MI + 0,5 SDI ≤ Ag < MI + 1,5 SDI
2,9 Ag < 3,7
Bagus
MI – 0,5 SDI ≤ Ag < MI + 0,5 SDI
2,1 Ag < 2,9
Cukup Bagus
MI – 1,5 SDI ≤ Ag < MI – 0,5 SDI
1,3 Ag < 2,1
Kurang Bagus
Ag < MI – 1,5 SDI
Ag < 1,3
Sangat Kurang Bagus
        
          Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus aktivitas guru adalah sebagai berikut:
Yang diketahui untuk mencari nilai dari aktivitas guru adalah:
Jumlah Skor                     = 35
Banyak Indikator            = 10
Maka, untuk menentukan niali dari aktivitas guru adalah:
 
          Berdasarkan hasil dari nilai aktivitas guru di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai aktivitas guru dapat dikategorikan bagus dengan nilai rata-ratanya yang didapat pada siklus II adalah 3,5 sehingga sudah mencapai indikator keberhasilan seperti apa yang diharapkan pada indikator keberhasilan.

D.      Pembahasan
          Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah ditetapkan sebelumya dengan diawali pada perencanaan pelaksanaan, pelaksanaan tindakan, Pengamatan, dan refleksi.
          Penelitian tindakan kelas ini juga dilakukan dalam dua siklus dengan menggunakan penerapan metode drill dengan teknik olimpiade matematika pada materi bilangan bulat, operasi hitung bilangan bulat dan operasi hitung campuran pada bilangan bulat. Materi bilangan bulat yang disampaikan yaitu siklus I tentang materi pengertian dan perhitungan dengan menggunakan garis bilangan bilangan bulat dan operasi hitung bilangan bulat, sedangkan siklus II yaitu pada materi operasi hitung campuran pada bilangan bulat. Berdasarkan hasil analisis tindakan dan hasil evaluasi pada siklus I diketahui bahwa ketuntasan belajar belum mencapai seperti yang diharapkan. Hal ini ditunjukan oleh hasil evaluasinya yaitu persentase ketuntasan adalah 95,83% sehingga sebelum melakukan pembelajaran ke siklus berikutnya dilakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terlebih dahulu dengan melakukan diskusi dan membimbing siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dengan bimbingan secara khusus atau individual. Adapaun hasilnya adalah dengan lebih termotivasi dan antusiasnya siswa dalam bertanya baik kepada temannya maupun kepada guru. Dan juga dapat terlihat pada saat siswa-siswa mengerjakan soal latihan setelah berdiskusi dan memberikan bimbingan. Tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I yaitu guru sebelum memulai masuk ke materi, diberikan terlebih dahulu pertanyaan atau pengaitan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya dan kaitanya dalam kehidupan sehari-hari. Berusaha mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas rumah agar dikumpulkan pada pertemuan berikutnya, agar mereka ada persiapan dari rumah. Mengontrol dan mengawasi siswa dalam mengerjakan LKS. Contoh soal sebaiknya diberikan contoh-contoh yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian materi harus menyesuaikan dengan daya serap siswa.
          Setelah dilakukan tindakan pada siklus II yang mengacu pada perbaikan tindakan dari siklus I diperoleh hasil yang lebih baik. Ini ditunjukan dari hasil evaluasi akhir siklus dimana persentase ketuntasan klasikal adalah 95,83%. Hal ini berarti tindakan pada siklus II sudah mencapai standar ketuntasan klasikal 85%. Dengan demikian tidak perlu untuk melakukan pada siklus selanjutnya.
          Dari proses tindakan dan hasil yang diperoleh dari siklus I dan siklus II, menunjukkan hasil yang baik. Berarti penerapan metode drill dengan teknik olimpiade matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika khususnya pada penelitian ini adalah pada materi bilangan bulat ataupun dengan materi-materi lainnya.
          Setelah melakukan penelitian tersebut, peneliti melihat suasana kelas lebih hidup karena partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar sangat aktif. Berbagi ide terlihat saat siswa berdiskusi menyelesaikan soal-soal dalam LKS. Ide-ide yang dikeluarkan siswa termasuk dalam penyelesaian jawaban soal yang diberikan.
          Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-A SMPN I Bolo Tahun Pelajaran 2013/2014.

E.       Kesimpulan
1.        Penerapan metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-A tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada siklus I dengan nilai prosentase ketuntasan klasikal adalah 66,67% sehingga naik 29,16% menjadi 95,83% pada siklus II. Dimana porsentase pada siklus II sudah mencapai kriteria yang ditetapkan yakni 95,83% > 85%.
2.        Penerapan metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-A tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada peningkatan aktivitas siswa pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai kategori cukup aktif dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,28 sehingga rata-ratanya naik 1,72 menjadi nilai rata-ratanya pada siklus II adalah 4 dan dikategorikan Aktif.
3.        Penerapan metode drill dengan teknik evaluasi olimpiade ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-A tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada peningkatan aktivitas guru pada siklus I, aktivitas guru hanya mencapai kategori cukup bagus dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,5 sehingga rata-ratanya naik 1,0 menjadi nilai rata-ratanya pada siklus II adalah 3,5 dan dikategorikan Aktif.


DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Taman. (2008). Pembelajaran Aktif. Yokyakarta: Genta Pres.

Hamalik. (1999). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. (2008). Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: CV. Usaha Makmur.

Rahmawati, Sigit Miftah. (2009). Studi Kooperatif Tingkat Kemampuan Daya Serap Siswa Dalam pembelajaran Matematika dengan Metode NHT dan Metode Drill Pada siswa Kelas VIII SMPN I Klaten. (skripsi)

Rahmi. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads together) Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII-4 SMPN I Parado tahun Pelajaran 2012/201 2(Skripsi). Bima: STKIP taman Siswa Bima.

Saputra. R. Ridwan Hasan. (2002). Startegi Sukses Olimpiade Matematika SD Tingkat Nasional. Pdf.

Sardiman. (1967). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Rajawali: Jakarta

Simangunsong, Wilson dan Sukono. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta, cv.

Sulistyayarini. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Metode Drill (Latihan) Untuk meningkatkan Kemampuan Menggambar Bentuk benda Alam Mata Pelajaran Seni Budaya Pada Siswa Kelas VII D SMPN II Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi

Suparman dan Sukanto. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Syafrudin. (2007). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Time Games Tournament) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN Pali Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2010/2011. Bima: STKIP Taman Siswa Bima.

Usman, Ahmad. (2008). Mari Belajar Meneliti. Yokyakarta: Genta Pres.

Winataputra, S. Udin. Dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Uniersitas Terbuka.

Wiworo. (2004). Olimpiade Sains Nasional Matematika SMP. Yokyakarta: PPPG Matematika.

Wiworo. (2004). Olimpiade Matematika dan IPA Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Yokyakarta: PPPG Matematika.


Data yang berkaitan di atas dapa langsung download di SINI yan !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar