Rangkuman Kesulitan Belajar
Kesulitan
belajar merupakan hal yang dialami oleh hampir semua siswa baik di siswa
sekolah dasar maupun siswa di jenjang sekolah yang lebih tinggi. Kesulitan
belajar bisa dilihat dari perolehan nilai yang kurang baik dalam beberapa mata
pelajaran yang diikuti, bahkan ada yang berdampak dengan tinggal kelasnya siswa
dalam jenjang sekolah. Menurut Reid berpendapat bahwa kesulitan belajar
biasanya tidak dapat di identifikasikan sampai anak mengalami kegagalan dalam
menyelesaikan tugas – tugas akademik yang harus dilakukannya.
Penyebab
dari kesulitan belajar adalah karena disfungsi otak yang terjadi secara minimal
atau minimal brain dysfunction oleh karena itu otak memiliki peranan yang
penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan manusia dalam melakukan berbagai
macam kegiatannya, termasuk kegiatan belajar.
Individu
yang mengalami kesulitan belajar mungkin saja mengisolasi dirinya karena
berbagai tekanan emosi seperti dibawah ini :
1.
Rasa
malu karena kemampuan membaca yang jelek atau karena sulit memusatkan perhatian
dan sulit mengingat informasi.
2.
Takut
akan kegagalan, yang ditampilkan dalam bentuk prilaku suka mengeritik,
menyebalkan dan penolakan.
3.
Takut
untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dan ketidak pastian.
4.
Takut
akan dikatakan oleh orang lain bahwa mereka bodoh dan tidak mampu atau retardasi mental.
5.
Takut
disuruh membaca karena kemapuan membaca yang jelek atau tulisan yang jelek
6.
Menghindarkan
diri dari diskusi karena tidak mengerti
7.
Depresi
dan merasa kesepian
8.
Merasa
tidak ada yang dapat membantu mengenai kesulitannya.
Penyebab Kesulitan Belajar
1.
Pandangan
Ahli Neorologi tentang Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor
penyebeb kesulitan belajar;
ü Kerusakan yang terjadi pada susunan syaraf
pusat
ü Ketidak seimbangan biokimia
ü Keturunan
ü Lingkungan
ü Pengaruh teratogenic (zat
kimia/obat-obatan)
2.
Kerusakan
Otak dan Akibatnya
|
OTAK
|
AKIBAT KERUSAKAN
|
|
Frontal Lobe
|
·
Kehilangan
kemampuan anggota tubuh dan bagian tubuh yang lain untuk melakukan gerakan
sederhana (paralys)
·
Tidak
mampu dalam mengurutkan rencana dalam menggerakan tubuh secara kompleks yang
membyuthkan tugas tugas yang bersifat multi-stepped.
·
Kehilangan
kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara spontan
·
Kehilangan
kemampuan untuk berfikir secara fleksibel
·
Mempertahankan
dengan kuat pemikiran dari satu arah / berpikir secara kaku (perseveration)
·
Tdak
dapat memusatkan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas (attending)
·
Emosi
Labil
·
Terjadi
perubahan dalam perilaku sosial (changes in social behavior)
·
Terjadi
perubahan dalam kepribadian
·
Mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah
·
Tidak
mampu untuk melakukan ekspresi bahasa (broca Aphasia)
|
|
Parietal Lobe
|
·
Tidak
dapat memusatkan perhatian terhadap lebih dari satu objek dalam waktu yang
bersamaan
·
Tidak
mampu dalam mengingat nama suatu objek (anomia)
·
Tidak
mampu memposisikan kata untuk membentuk suatu kalimat secara tertulis
(Agraphia)
·
Mengalami
salah membaca (alexia)
·
Mengalami
kesulitan menggambar objek
·
Mengalami
kesulitan dalam menentukan posisi kiri dan posisi kanan
·
Mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan metematika
(dyscalculia)
·
Mengalami
kekurang sadaran terhadap bagian bagian tubuh tertentu atau lingkungan
sehingga mengalami kesulitan dalam mengurus diri sendiri (self care)
·
Tidak
apat memusatkan perhatian secara visual (visual
inattention)
·
Mengalami
kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan mata dan tangan
|
|
Temporal Lobe
|
·
Mengalami
kesulitan untuk mengenali wajah (prosopagnosia)
·
Mengalami
kesulitan dalam memahami bahasa lisan
·
Mengalami
gangguan dalam menentukan pilihan terhadap objek atau suara yang perlu
diperhatikan
·
Kehilangan
kemampuan dalam short term memory
·
Terpengaruh
dengan ingatan jangka panjang (long term memory)
·
Mengalami
peningkatan atau penurunan keinginan dalam perilaku
·
Tidak
mampu mengatagorikan objek
·
Sulit
dalam membatasi pembicaraan/berbicara terus menerus
·
Perilaku
agresif meningkat
|
|
Occipital Lobe
|
·
Mengalami
kerusakan dalam lapangan penglihatan
·
Mengalami
kesulitan dalam menentukan objek yhang ada disekitar
·
Mengalami
kesulitan dalam menentukan warna
·
Halusinasi
·
Illusi
visual tidak tepat dalam melihat objek
·
Buta
kata tidak mampu memahami kata – kata
·
Mengalami
kesulitan dalam memahami gambar
·
Tidak
mampu memahami benda yang bergerak
·
Memahami
kesulitan dalam menulis dan membaca
|
|
Brain Stem
|
·
Mengalami
kesukaran dalam menelan makanan dan minuman
·
Tidak
mampu mengorganisasi persepsi yang diperoleh dari lingkungan menjadi sesuatu
yang bermakna
·
Mengalami
kesulitan dalam keseimbangan dan mengkoordianasikan gerakan
·
Vertigo
·
Susah
tidur
|
|
Cerrebellum
|
·
Tidak
mampu melakukan koordianasi gerakan tubuh
·
Tidak
mampu berjalan
·
Tidak
mampu menjangkau benda
·
Anggota
tubuh selalu bergerak (tremor)
·
Vertigo
·
Berbicara
tidak jelas, tidak terdengan
·
Tidak
mampu bergerak dengan cepat
|
3.
Klasifikasi
Kesulitan Belajar
Menurut Kirk
dan Gallagher (1986) megklasifikasikan kesulitan belajar berdasarkan aspek-aspek
yang menyangkut kesulitan dalam mempelajari tugas – tugas perkembangan
(developmental learning disabilities) yang mencakup
a.
Kesulitan
dalam Pemusatan Perhatian
b.
Kesulitan
Mengingat
c.
Kesulitan
Berpikir
d.
Kesulitan
Bahasa
e.
Kesulitan
Persepsi dan Perseptual Motor
Anak
yang mengalami kesulitan dalam persepsi tidak dapat memahami kata yang tertulis
dan simbol – simbol visual lainnya dan anak tersebut juga tidak dapat memahami
arti dari suatu gambar yang dilihatnya atau suara yang didengarnya. Kemampuan
persepsi bisa dilatih dengan berbagai kegiatan, seperti :
a.
Membedakan
ciri – ciri suatu objek
b.
Mencocokkan
suatu objek yang satu dengan objek yang lainnya
c.
Mengenal
simbol – simbol
d.
Mengidentifikasi
bagian objek atau gambar yang tidak lengkap atau puzzle.
e.
Konsep
yang berkaitan dengan posisi benda, seperti di bawah, di kiri, dan di kanan
f.
Posisi
benda dengan tubuh, seperti jauh dan dekat
4.
Penanggulangan
Kesulitan Belajar
Penanggulangan
kesulitan belajar bisa ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :
a.
Pengajaran
Remedial
Pengajaran remedial adalah
salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami siswa yang memiliki kesulitan belajar dengan bentuk pengajaran
bersifat individual. Prinsip – prinsip pengajaran remdial diuraikan sebagai
berikut:
ü Mengindividualisasi program pengajaran
ü Program pengajaran remedial perlu dimulai
dari tingkat kemampuan actual yang dimiliki individu yang berkesulitan belajar
ü Pengajaran remedial perlu mempertimbangkan
pemanfaatan pendekatan yang bersifat multisensori atau panca indera yang
menyeluruh
ü Mengontrol variabel – variabel yang
memperngaruhi proses belajar, seperti emosi, ketegasan guru, dan beban belajar
ü Selalu mempertimbangkan hubungan antara
kesulitan belajar dan hal – hal yang
berkaitan dengan psikoneurologi
b.
Pengaturan
Ruang Sumber Belajar
Ruang sumber belajar
dikelola oleh staf dan dilengkapi dengan berbagai sarana, seperti ruang kelas
dan perlengkapannya yang diperlukan oleh siswa berkesulitan belajar selama
waktu belajar di sekolah untuk menerima pelayanan kesulitan belajar. Ruang
sumber belajar mencakupi ruang kelas khusus untuk siswa berkesulitan belajar,
guru kunjung, dan konsultan guru.
c.
Pendidikan
Inklusi
Menurut UNESCO (2004)
pendidikan inklusi mengandung arti bahwa sekloha perlu mengakomodasi kebutuhan
pendidikan semua anak dengan tidak menghiraukan kondisi fisik, intelektual,
sosial, emosional, bahasa, dan kondisi – kondisi lainnya. Dengan demikian anak
– anak normal, anak – anak berkebutuhan khusus, anak – anak yang memiliki latar
belakang bahasa dan etnik minoritas, anak – anak yang berasal dari keluarga
kurang mampu, anak – anak yang berasal dari daerah terpencil, serta anak – anak
yang memiliki kondisi yang kurang beruntung lainnya perlu mendapat akses
terhadap pendidikan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar