/*

Senin, 13 Februari 2017

Rangkuman Kesulitan Belajar




Rangkuman Kesulitan Belajar

          Kesulitan belajar merupakan hal yang dialami oleh hampir semua siswa baik di siswa sekolah dasar maupun siswa di jenjang sekolah yang lebih tinggi. Kesulitan belajar bisa dilihat dari perolehan nilai yang kurang baik dalam beberapa mata pelajaran yang diikuti, bahkan ada yang berdampak dengan tinggal kelasnya siswa dalam jenjang sekolah. Menurut Reid berpendapat bahwa kesulitan belajar biasanya tidak dapat di identifikasikan sampai anak mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas – tugas akademik yang harus dilakukannya.
          Penyebab dari kesulitan belajar adalah karena disfungsi otak yang terjadi secara minimal atau minimal brain dysfunction oleh karena itu otak memiliki peranan yang penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan manusia dalam melakukan berbagai macam kegiatannya, termasuk kegiatan belajar.

          Individu yang mengalami kesulitan belajar mungkin saja mengisolasi dirinya karena berbagai tekanan emosi seperti dibawah ini :
1.        Rasa malu karena kemampuan membaca yang jelek atau karena sulit memusatkan perhatian dan sulit mengingat informasi.
2.        Takut akan kegagalan, yang ditampilkan dalam bentuk prilaku suka mengeritik, menyebalkan dan penolakan.
3.        Takut untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dan ketidak pastian.
4.        Takut akan dikatakan oleh orang lain bahwa mereka bodoh dan tidak mampu  atau retardasi mental.
5.        Takut disuruh membaca karena kemapuan membaca yang jelek atau tulisan yang jelek
6.        Menghindarkan diri dari diskusi karena tidak mengerti
7.        Depresi dan merasa kesepian
8.        Merasa tidak ada yang dapat membantu mengenai kesulitannya.

Penyebab Kesulitan Belajar
1.        Pandangan Ahli Neorologi tentang Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor penyebeb kesulitan belajar;
ü  Kerusakan yang terjadi pada susunan syaraf pusat
ü  Ketidak seimbangan biokimia
ü  Keturunan
ü  Lingkungan
ü  Pengaruh teratogenic (zat kimia/obat-obatan)
2.        Kerusakan Otak dan Akibatnya
OTAK
AKIBAT KERUSAKAN
Frontal Lobe
·      Kehilangan kemampuan anggota tubuh dan bagian tubuh yang lain untuk melakukan gerakan sederhana (paralys)
·      Tidak mampu dalam mengurutkan rencana dalam menggerakan tubuh secara kompleks yang membyuthkan tugas tugas yang bersifat multi-stepped.
·      Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara spontan
·      Kehilangan kemampuan untuk berfikir secara fleksibel
·      Mempertahankan dengan kuat pemikiran dari satu arah / berpikir secara kaku (perseveration)
·      Tdak dapat memusatkan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas (attending)
·      Emosi Labil
·      Terjadi perubahan dalam perilaku sosial (changes in social behavior)
·      Terjadi perubahan dalam kepribadian
·      Mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah
·      Tidak mampu untuk melakukan ekspresi bahasa (broca Aphasia)
Parietal Lobe
·      Tidak dapat memusatkan perhatian terhadap lebih dari satu objek dalam waktu yang bersamaan
·      Tidak mampu dalam mengingat nama suatu objek (anomia)
·      Tidak mampu memposisikan kata untuk membentuk suatu kalimat secara tertulis (Agraphia)
·      Mengalami salah membaca (alexia)
·      Mengalami kesulitan menggambar objek
·      Mengalami kesulitan dalam menentukan posisi kiri dan posisi kanan
·      Mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan metematika (dyscalculia)
·      Mengalami kekurang sadaran terhadap bagian bagian tubuh tertentu atau lingkungan sehingga mengalami kesulitan dalam mengurus diri sendiri (self care)
·      Tidak apat memusatkan perhatian secara visual (visual inattention)
·      Mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan mata dan tangan

Temporal Lobe
·      Mengalami kesulitan untuk mengenali wajah (prosopagnosia)
·      Mengalami kesulitan dalam memahami bahasa lisan
·      Mengalami gangguan dalam menentukan pilihan terhadap objek atau suara yang perlu diperhatikan
·      Kehilangan kemampuan dalam short term memory
·      Terpengaruh dengan ingatan jangka panjang (long term memory)
·      Mengalami peningkatan atau penurunan keinginan dalam perilaku
·      Tidak mampu mengatagorikan objek
·      Sulit dalam membatasi pembicaraan/berbicara terus menerus
·      Perilaku agresif meningkat
Occipital Lobe
·      Mengalami kerusakan dalam lapangan penglihatan
·      Mengalami kesulitan dalam menentukan objek yhang ada disekitar
·      Mengalami kesulitan dalam menentukan warna
·      Halusinasi
·      Illusi visual tidak tepat dalam melihat objek
·      Buta kata tidak mampu memahami kata – kata
·      Mengalami kesulitan dalam memahami gambar
·      Tidak mampu memahami benda yang bergerak
·      Memahami kesulitan dalam menulis dan membaca
Brain Stem
·      Mengalami kesukaran dalam menelan makanan dan minuman
·      Tidak mampu mengorganisasi persepsi yang diperoleh dari lingkungan menjadi sesuatu yang bermakna
·      Mengalami kesulitan dalam keseimbangan dan mengkoordianasikan gerakan
·      Vertigo
·      Susah tidur
Cerrebellum
·      Tidak mampu melakukan koordianasi gerakan tubuh
·      Tidak mampu berjalan
·      Tidak mampu menjangkau benda
·      Anggota tubuh selalu bergerak (tremor)
·      Vertigo
·      Berbicara tidak jelas, tidak terdengan
·      Tidak mampu bergerak dengan cepat

3.        Klasifikasi Kesulitan Belajar
Menurut Kirk dan Gallagher (1986) megklasifikasikan kesulitan belajar berdasarkan aspek-aspek yang menyangkut kesulitan dalam mempelajari tugas – tugas perkembangan (developmental learning disabilities) yang mencakup
a.         Kesulitan dalam Pemusatan Perhatian
b.        Kesulitan Mengingat
c.         Kesulitan Berpikir
d.        Kesulitan Bahasa
e.         Kesulitan Persepsi dan Perseptual Motor
          Anak yang mengalami kesulitan dalam persepsi tidak dapat memahami kata yang tertulis dan simbol – simbol visual lainnya dan anak tersebut juga tidak dapat memahami arti dari suatu gambar yang dilihatnya atau suara yang didengarnya. Kemampuan persepsi bisa dilatih dengan berbagai kegiatan, seperti :
a.         Membedakan ciri – ciri suatu objek
b.        Mencocokkan suatu objek yang satu dengan objek yang lainnya
c.         Mengenal simbol – simbol
d.        Mengidentifikasi bagian objek atau gambar yang tidak lengkap atau puzzle.
e.         Konsep yang berkaitan dengan posisi benda, seperti di bawah, di kiri, dan di kanan
f.         Posisi benda dengan tubuh, seperti jauh dan dekat
4.        Penanggulangan Kesulitan Belajar
Penanggulangan kesulitan belajar bisa ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :
a.        Pengajaran Remedial
          Pengajaran remedial adalah salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang memiliki kesulitan belajar dengan bentuk pengajaran bersifat individual. Prinsip – prinsip pengajaran remdial diuraikan sebagai berikut:
ü  Mengindividualisasi program pengajaran
ü  Program pengajaran remedial perlu dimulai dari tingkat kemampuan actual yang dimiliki individu yang berkesulitan belajar
ü  Pengajaran remedial perlu mempertimbangkan pemanfaatan pendekatan yang bersifat multisensori atau panca indera yang menyeluruh
ü  Mengontrol variabel – variabel yang memperngaruhi proses belajar, seperti emosi, ketegasan guru, dan beban belajar
ü  Selalu mempertimbangkan hubungan antara kesulitan belajar dan hal – hal yang  berkaitan dengan psikoneurologi
b.        Pengaturan Ruang Sumber Belajar
          Ruang sumber belajar dikelola oleh staf dan dilengkapi dengan berbagai sarana, seperti ruang kelas dan perlengkapannya yang diperlukan oleh siswa berkesulitan belajar selama waktu belajar di sekolah untuk menerima pelayanan kesulitan belajar. Ruang sumber belajar mencakupi ruang kelas khusus untuk siswa berkesulitan belajar, guru kunjung, dan konsultan guru.
c.         Pendidikan Inklusi
          Menurut UNESCO (2004) pendidikan inklusi mengandung arti bahwa sekloha perlu mengakomodasi kebutuhan pendidikan semua anak dengan tidak menghiraukan kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, bahasa, dan kondisi – kondisi lainnya. Dengan demikian anak – anak normal, anak – anak berkebutuhan khusus, anak – anak yang memiliki latar belakang bahasa dan etnik minoritas, anak – anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, anak – anak yang berasal dari daerah terpencil, serta anak – anak yang memiliki kondisi yang kurang beruntung lainnya perlu mendapat akses terhadap pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar