Adi Apriadi Adiansyah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Anak merupakan makhluk yang
diciptakan dengan perbagai kemampuan. Kemampuan dasar anak usia sekolah dasar
meliputi kemampuan dasar fisik motorik, bahasa, kognitif dan kemampuan yang
bisa melihat hal-hal yang gaib. Kemampuan dasar anak ini penting untuk
dikembangkan pada usia ini. Periode usia dasar ini begitu penting untuk
perkembangan anak terutama untuk mengembangkan anak yang memeliki kemmapuan dan
keterampilan. Perlunya pengembangan kemampuan ini karena aktivitas yang
dilakukan anak akan berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya, misalnya
anak yang tidak dibiasakan dengan kegiatan hal-hal yang di luar dari kasat mata
maka mereka akan menimbulkan pemikiran yang aneh-aneh.
Berbagai bentuk
pemikiran-pemikiran yang muncul di luar kasat mata terjadi di wilayah
pendidikan sekolah dasar misalnya anak yang memiliki kesulitan belajar bahkan
anak yang memiliki kemampuan bisa melihat makhluk gaib. Menurut pendapat
Abdullah bin Mas’ud “gaib” adalah sesuatu yang tidak bisa diindera atau dilihat
dengan kasat mata (tidak nampak)[1],
sedangkan “makhluk” berasal dari kata bahasa Arab yang berarti “yang
diciptakan”. Jadi maksud dari makhluk gaib (makhluk halus) adalah makhluk yang
tidak kasat mata, yakni makhluk yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera
manusia.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Guru Bidang Studi di Sekolah Dasar Negeri Rada Kecematan Bolo Kabupaten
Bima bahwa terdapat salah satu anak yang memiliki kemampuan yang dapat melihat
makhluk halus, dan seorang anak tersebut duduk dibangku kelas V (lima). Ketika
anak mulai belajar untuk mendapat ilmu pengetahuan dari seorang gurunya. Dari
situ guru merasa aneh melihat seoarang siswa “Perempuan” yang bermain boneka
sendiri diperumahan kosong sambal berbicara dan tersenyum. Guru selalu
memperhatikan peristiwa-peristiwa tersebut pas jam istrahat. Siswa lainpun
melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut sampai menceritakan kepada ibu guru
tersebut dan siswa-siswa yang lainpun menganggapnya kaluar dia sudah gila karna
dia berbicara sendiri sambal tersenyum.[2]
Menurut beberapa tokoh orang
yang mempunyai kemampuan melihat mahluk halus, ada juga berasal dari orang yang
digaibkan oleh Allah Swt. biasanya ia mempunyai hubungan keturunan darah dengan
orang-orang gaib dari tokoh-tokoh terkemuka yang berpindah tempat atau menjadi
gaib seperti para tokoh agama, para tokoh kerajaan, atau datuk-datuk yang
kehadirannya dapat dirasakan melalui gangguan kepada manusia atau dengan jalan
merasuki raga orang-orang tertentu.[3]
Sehingga ia pun mempunyai kelebihan. Hal ini sangat dipercaya oleh masyarakat Bima,
khususnya masyarakat Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Dalam kepercayaan masyarakat
Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, manusia ini adalah makhluk sosial,
yang tidak akan mampu menjalankan kehidupan ini dengan sendiri. Perlu bantuan
dengan sesama manusia atau makhluk. Selain memerlukan bantuan orang lain,
masyarakat Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima juga mempercayai bahwa
makhluk gaib itu juga bisa berinteraksi dengan manusia atau kata lain mereka
juga bersosialisasi dengan manusia.[4]
Sebagaimana di atas,
nampaklah kebudayaan masyarakat Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima yang
masih berkembang secara paralel dengan sejarah asal-usul orang Desa Rada
Kecamatan Bolo di Kabupaten Bima. Masyarakat Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima dikenal sebagai penganut agama Islam. Tapi dalam ritual-ritual tertentu
terkadang ada terdapat kepercayaan lain, yakni adanya unsur kebudayaan atau
kepercayaan lama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Di antara warisan
kebudayaan itu adalah kepercayaan terhadap makhluk gaib. Makhluk gaib juga bisa
mengganggu manusia seperti kesurupan, kepidaraan, dipingit dan sebagainya.
Bahkan dikalangan siswa sekalipun juga mempercayainya seperti kepercayaan orang
Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima tersebut, serta sebahagian dari mereka
ada yang mempunyai hubungan akrab dengan makhluk supernatural (gaib).
Jadi fenomena yang terdapat
di masyarakat Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, yaitu orang yang
mempunyai hubungan akrab dengan makhluk supernatural, juga terdapat dikalangan siswa
di sekolah dasar. Kebanyakan dari mereka mempunyai supernatural berasal dari
keturunan keluarga yang terdahulu (mempunyai hubungan darah). Makhluk gaib ini
yang menjaga mereka dan bisa membantu mereka, sehingga mereka ini mempunyai
kelebihan tersendiri (khusus), seperti bisa melihat dan berinteraksi dengan
makhluk gaib yang ada disekitar mereka, mengeluarkan atau menyembuhkan orang
yang sedang kerasukan atau sakit, memijat dan sebagiannya.
Siswa yang mempunyai
keturunan darah dari kalangan keluarga yang memelihara roh-roh, seperti jin,
setan dan sebagainya (makhluk supernatural). Mereka bisa membantu orang yang
memeliharanya serta keturunannya akan digampirinya. Mereka yang seperti ini,
mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga sulit untuk dipisahkan, apalagi
dari keturunan. Makhluk gaib yang berasal dari jenis tersebut, jika seseorang
itu tidak mensetujui akan kehendaknya seperti hendak bagampir dengan siswa
tersebut, maka ia akan selalu diganggunya, seperti sering kerasukan
(kesurupan), melihat hal-hal yang gaib yang menakutkan dan semacamnya.
Jadi berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian yang lebih dalam lagi sehubungan dengan permasalahan tersebut dan
akan dimuat dalam suatu karya ilmiah dalam bentuk proposal penelitian, yang
diberi judul: “Keakraban Anak Sekolah Dasar Dengan Makhluk Halus/Supernatural
(Studi Kasus Pada Anak Sekolah Dasar).
B.
Fokus
dan Subfokus Penlitian
Peneliti menetapkan fokus
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa
dapat melihat makhluk halus di Sekolah Dasar
2. Siswa
memiliki kemampuan melihat makhluk halus
C.
Rumusan
Masalah
Untuk kelancaran atau supaya
lebih terarahnya penulisan ini, maka kiranya perlu adanya rumusan masalah,
yaitu sebagaimana berikut :
1. Apa
saja faktor penyebab terjadinya hubungan Siswa SDN Rada dengan makhluk
supernatural?
2. Bagaimana
bentuk dan manfaat hubungan Siswa SDN Rada dengan makhluk supernatural?
D.
Tujuan
Penelitian dan Signitifikansi Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
a. Untuk
mengetahui faktor penyebab terjadinya hubungan keakraban Siswa SDN Rada dengan
makhluk supernatural.
b. Untuk
mengetahui bentuk dan manfaat hubungan keakraban Siswa SDN Rada dengan makhluk
supernatural.
2. Signifikansi
Penelitian.
a. Penelitian
ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan, informasi, dan
memperluas khazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam pengetahuan dikalangan
masyarakat Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
b. Penelitian
ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi
para guru dan para Siswa SDN Rada
c. Penelitian
ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi
masyarakat Muslim, khususnya Siswa SDN Rada dalam rangka pembinaan Iman dan
Tauhid sesuai dengan Aqidah Islam yang murni agar jangan sampai tercampur
dengan paham-paham yang bertentangan dengan sumber hukum Islam, Alquran dan
Hadis.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A.
Deskipsi
Konseptuan Fokus dan Subfokus Penelitian
Menurut pengertian Abdullah
bin Mas’ud, “gaib” adalah sesuatu yang tidak bisa diindera atau dilihat dengan
kasat mata (tidak nampak)[5],
sedangkan “makhluk” berasal dari kata bahasa Arab yang berarti “yang
diciptakan”. Jadi maksud dari makhluk gaib[6]
adalah makhluk yang tidak kasat mata, yakni makhluk yang tidak dapat dijangkau
oleh panca indera manusia.
Makhluk Supernatural (gaib),
adalah makhluk tidak kasaf dari mata, hanya makhluk-makhluk tertentu saja yang
mampu melihatnya, tetapi makhluk gaib ini mempunyai hal yang mistik yang
kadang-kadang bisa dibutuhkan oleh manusia. Makhluk gaib bisa juga dikatakan
makhluk halus tapi bukan berarti makhluk yang mempunyai tubuh kecil (halus),
maksud dari halus disini adalah orang yang tidak kasaf oleh mata, orang gaib
tersebut merupakan bentuk dari hal yang tidak semua orang mempercayainya.[7]
Dalam ajaran Islam dikenal
kepercayaan terhadap sesuatu yang gaib, umumnya berkenaan dengan persoalan
rukun iman, yang merupakan akidah Islam. Khusus mengenai makhluk gaib, biasanya
ini berhubungan dengan makhluk yang bernama malaikat, jin, iblis atau setan.[8]
Mereka ini mempunyai peran masing-masing dan Allah SWT. menciptakannya dalam
keadaan berbeda-beda. Berikut masalah jenis-jenis atau golongan makhluk gaib
dalam pandangan Islam.
Makhluk gaib adalah salah
satu yang diciptakan Allah Swt. dari nyala api. Banyak sekali ayat Alquran dan
hadis Rasulullah saw. yang secara pasti dan akurat menunjukkan bahwa bangsa jin
diciptakan dari nyala api. Seperti firman Allah Swt. dalam Q.S. ar-Rahman
55:15.
t,n=yzur ¨b!$yfø9$# `ÏB 8lÍ$¨B `ÏiB 9$¯R ÇÊÎÈ
Adapula yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dan Ahmad dari Ummul Mukminin Aisyah r.a. yang berkata, bahwa
Rasulullah SAW. bersabda: “Para malaikat diciptakan dari cahaya, bangsa jin
diciptakan dari nyala api, dan adam diciptakan dari sesuatu yang telah
digambarkan kepada kalian (tanah liat)”. [9]
Berdasarkan ayat dan hadis
di atas, orang beriman wajib meyakini akan hal-hal yang gaib, seperti beriman
kepada Allah Swt. malaikat, dan hari akhir, termasuk juga meyakini adanya jin
di alam ini. Karena keberadaan jin itu hakikat bukan khurafat. Bangsa jin sudah
tidak asing lagi bagi kita, sekalipun wujudnya tidak kasat mata, namun dampak
perbuatannya sering bisa dirasakan dan dilihat secara nyata oleh manusia.[10]
Kita perumpakan seperti angin yang ada disekitar kita, kita tidak bisa melihat
bentuk angin tersebut, namun kita bisa merasakan angin itu. Sama halnya juga
dengan keberadaan bangsa jin.
Masalah bentuk jin secara
lahir, tentu saja tidak bisa disamakan dengan bentuk manusia. Yakni jin itu
berbentuk sesuatu, tetapi bentuk yang dimaksud sifatnya abstrak. Karenanya jin
dapat memasuki dan menempati ruang yang tidak sama dengan bentuk dirinya.
Misalnya saja jin bisa masuk ketubuh manusia. Meskipun bentuknya tidak sama
dengan bentuk manusia, namun jin bisa dengan mudah untuk memasukinya. Begitu
pula jika yang masuk lebih dari satu jin. Mereka tidak akan saling terjepit
layaknya manusia yang masuk ke dalam ruang yang kecil dengan cara bersamaan.
B.
Hasil
Penelitian yang Relevan
Setelah penulis melakukan
kajian pustaka dengan mencari naskah hasil penelitian terdahulu, penulis
menemukan beberapa naskah yang berbetuk skripsi yang membahas tentang orang
yang mempunyai hubungan serta akrab dengan makhluk gaib (supernatural), yaitu:
Penelitian yang ditulis oleh
Mini Hidayat yang berbentuk skripsi, dari Fakultas Ushuluddin dan Humaniora.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 yang berjudul “Pengkultusan Terhadap
Saudara Gaib di Kelurahan Antasari Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu
Sungai Utara”. Penelitian ini membahas masalah pengkultusan saudara gaib yang
lahir bersama bayi dan dipercaya hilang atau pindah ke alam gaib. Saudara gaib
ini dipercaya dapat memberikan bantuan dan perlindungan kepada saudaranya yang
hidup di alam nyata.
Sedangkan penelitian yang
dilakukan dalam bentuk skripsi oleh Noor Silan Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora pada tahun 2001 berjudul, “Persepsi Ulama Tentang Persahabatan
Manusia dengan Buaya Di Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin”. Penelitian ini
lebih memfokuskan kepada pendapat atau pandangan ulama terhadap masyarakat yang
memiliki peliharaan atau keturunan pemelihara binatang buaya di Kelurahan
Sungai Lulut yang dianggap oleh masyarakat binatang tersebut memiliki kekuatan
Selain itu, ada juga
penelitian yang dilakukan oleh Arbainah Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
(skripsi) pada tahun 2002 yang berjudul “Perilaku Keluarga Terhadap Saudara
Gaib Bayi di Kelurahan Belitung Utara Kecamatan Banjarmasin Barat Kota
Banjarmasin”. Dinisi peneliti lebih menitik beratkan pembahasan masalah
perilaku keluarga terhadap saudara gaib yang lahir bersama bayi seperti
tubaniah camariah, tambuniah dan uriah yang dipercaya dapat mengganggu bayi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ipansyah, M. Ag, dkk.
(2010). Bagampiran dan Pemakaian Jimat
dalam Masyarakat Banjar. Banjarmasin: Antasari Press
M. Suriansyah Ideham,
dkk. (2011). Urang Banjar dan
Kebudayaannya. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan
Program Pascasarjana
UNJ. (2016). Buku Pedoman Penulisan Tesis & Disertasi. Jakarta: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
Rahmad Hidayat.
(2014). Kekerabatan dengan Makhluk
Astral. Yokyakarta: Aswaja Pressindo.
Wahid Abdullah Bali.
(2011). Wiqaayatul Insan Minal Jinni was
Syaithan. Sarwedi MA Hasibuan.
Wajidi. (2011). Akulturasi Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher
Yahya Saleh
Basamalah. (1991). Manusia dan Alam Gaib.
Jakarta: Pustaka Firdaus
Yasir Amri dan
Syahirul Alim al-Adib. (2013). Sendiri
Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam
[1] Rahmad Hidayat, Kekerabatan dengan Makhluk Astral, (Yokyakarta: Aswaja Pressindo,
2014) hal 15
[2] Guru matapelajaran SDN Rada Kecamatan
Bolo Kabupaten Bima NTB.
[3] Wajidi, Akulturasi Budaya,
(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2011), h. 20
[4] M. Suriansyah Ideham, dkk, Urang
Banjar dan Kebudayaannya, (Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, t.th), h. 67.
[5] Yasir Amri dan Syahirul Alim al-Adib,
Sendiri Mengusir Gangguan Jin, (Solo: Aqwam 2013), h. 12
[6] Sering yang kita dengan dengan
sebutan “makhluk halus”
[7] Yahya Saleh Basamalah, Manusia dan
Alam Gaib, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), h. 198- 199
[8] Ipansyah, M. Ag, dkk, Bagampiran dan
Pemakaian Jimat dalam Masyarakat Banjar, (Banjarmasin: Antasari Press, 2010),
h. 65.
[9] Wahid Abdullah Bali, Wiqaayatul Insan
Minal Jinni was Syaithan, terj. Sarwedi MA Hasibuan, Ruqyah, h. 24-25
[10] Yasir Amri dan Syahirul Alim al-Adib,
Sendiri Mengusir Gangguan Jin, h. 12.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar